Selasa, 13 Maret 2012


RAPAT: Hal Vital dalam Organisasi
oleh; Mohammad Ali

Adanya suatu organisasi yang efektif dan efisien adalah mutlak diperlukan bagi setiap santri dan pesantren, sebab titik lemah islam dan pesantren adalah pada organisasinya. Kelemahan dalam organisasi menunjukkan kelemahan pada sumber daya manusianya(SDM). Ali bin Abi Thalib telah mengingatkan, “ kebenaran yang tidak terorganisir dengan baik akan dikalahkan dengan kebetilan yang terorganisir”. Santri Nurul jadid harus mampu aktif dalam organisasi. Karena melalui media ini kita dapat mewujudkan sebuah tujuan bersama akan lebih mudah diraih dengan maksimal. Organisasi adalah pola hubungan yang saling terkait antara satu bagian dengan bagian yang lainnya, yang lebih mengedepankan komunikasi dan koordinasi dalam menjalankan aktifitasnya sehingga dapat mencapai tujuan bersama.
Organisasi adalah merupakan hal yang vital dalam suatu pondok, maju tidaknya suatu pondok tegantung dari organisasi yang berkembang di dalamnya. Pada saat sekarang ini dalam pondok Pesantren Nurul Jadid terdapat organisasi yang di dikelola atau pusatnya  adalah Biro Pengembangan dan pemberdayaan Masyarakat yang merupakan induk dari organisasi-organisasi yang ada di dalam pondok baik organisasi bagi santri yaitu Forum Komunikasi Santri maupun alumni ( P4NJ).
Pada hari kamis dan jum’at pada tanggal 8-9 November 2011 yang dilaksanakan di Aula Madrasah Aliyah Nurul Jadid (MANJ). Biro Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat mengadakan suatu Pelatihan yang dikemas dalam Pelatihan “Manajemen Rapat”, dengan diadakannya pelatihan ini dikarenakan melihat kekurang profisionalan Ketua Forum Komunikasi Santri (FKS ) dalam mengatur jalannya rapat juga dalam pengambilan keputusan hasil rapat. maka Devisi Bakat dan Minat mengedakan suatu pelatihan yang bertujuan bagaimana Ketua FKS  mampu mengatur jalannya rapat dan dapat menghasilkan keputusan yang maksimal.
Dalam mengkader santri menjadi organisatoris yang professional perlu diadakannya suatu pelatiyang dalam mengasah mental dan juga intelektualnya,Ali Wafa selaku Deriktur BPPM.  Memberikan latar belakang di adakannya pelatihan tersebut “ karena banyaknya ketua Forum Komunikasi Santri (FKS) yang kurang paham terhadap cara memimpin rapat , maka kami mengadakan pelatihan ini, dan rapat merupakan hal yang urjen dalam organisasi lebih-lebih dalam mengambil keputusan” ujar
Hal ini merupakan hal yang baik dalam mengkader santri-santri agar professional dalam mengatur kekondusifan suatu rapat, Pemimpin rapat yang baik harus dilatih dan tidak hanya mengandalkan teori saja tetapi praktek merupakan hal yang lebih baik dalam memajukan suatu organisasi.
Dengan adanya pelatihan Manajemen Rapat, bertujuan bagaimana seorang leader dapat memimpin anak buahnya agar memahami dan mengerti tentang fungsi dari suatu rapat tersebut. “Menjadi pemimpin yang baik, berfikir rasional, dan dapat mengambil keputusan secara baik dan efektif dan memberikan pemehaman tentang bagaimana mengatur suatu rapat dan bagai mana dalam mengambil keputusan yang baik dan bagaimana seorang pemimpin juga paham  terhadap mekanisme dalam rapat seperti adminitrasi, apa yang perlu dipersiapkan dan bagaimana cara memutuskan suatu rapat. Imbuhnya
Dalam pelatihan menejeman rapat ini bagaimana seorang ketua tau dan paham tentang suatu rapat dan bagaimana cara mengatur forum agar kondusif, tidak hanya dijadikan teori saja tetapi bagai mana ketua FKS mampu menerapkannya dalam organisanya masing-masing.”Bagaimana anggota itu paham dan tau tentang rapat dan tau bedanya rapat dengan seminar, rapat dengan diskusi, bisai dan lainnya” imbuh .
Dalam pelatihan ini banyak hal yang dapat melengkapi khazanah pengetahun mengenai suatu rapat dan  terpenting disini adalah bagaimana seorang pemimpin dapat mengimplementasikan apa yang di peroleh dari pelatihan Manajemen Rapat ini dalam suatu organisasi masing-masing.
Melihat peserta yang mengikutinya sesuai dengan yang di inginkan meski tidak 100%,  dengan banyaknya peserta yang ikut menunjukkan bahwa ketua-ketua FKS sangat antusias merespon positif dalam menambah khazanah keilmun dan mengasah intelektualnya. “ sudah cukup baik dalam
pelaksanaan pelatihan ini, peserta yang hadir 90% hadir semua hanya dari sisi sasaran kurang begitu kena, kan yang kita inginkan ketua FKSnya tapi yang hadir ketua 70% dan sekretaris 20%,. Dalam hal ini anggota sangat antusias dalam mendukung lancarnya kegiatan yang merupakan pembekalan bagi para peserta umumnya dan pada ketua FKS khususnya,  dan mengenai tindak lanjutnya dalam FKSnya masing-masing karena nanti waktu rapat akan ada anggota BPPM yang akan mengontrol dan mengarahkan jalannya rapat, dan apabila ada yang tidak sesuai dengan prosedur rapat maka akan di arahkan oleh pengurus bagian yang mengontrol, tambahnya.
Selanjutnya Harisun Selaku Ketua Panitia dalam Pelatihan Manajemen Rapat,memberikan tanggapan mengenai pelatihan Manajemen rapat ini, menurutnya kebanyakan dalam mengadakan suatu rapat yang sering kita ketemui adalah factor persiapan dalam surat-menyurat dan persiapan dalam rapat agar efektif dan kurang fahamnya temen-temen ketua FKS mengenai pentingnya suatu rapat.
Dengan diadakannya pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman bagaimana cara memimpin rapat yang baik dan bagai mana cara mengambil keputusan dalam suatu rapat dan termasuk bagaimana prosebur adminitrasi yang baik.
Dalam menyukseskan suatu kegiatan tidak akan terlepas dari suatu kendala, Menurut Harisun dalam pelaksanaan ini tidak terlepas dari suatu kendala yang dialami oleh panitia, seperti merumuskan konsep acara, dana belum turun, panitia mengandalkan kontribusi dari pesrta pelatihan yaitu Rp 25.000 per FKS, kesolidan panitia dalam acara, dan terkait dalam surat-menyurat juga,sehingga ada yang tidak mendapatkan surat pemberi tahuan mengenai kegiatan ini tersebut.
Pelatihan ini merupakan hal perdana BPPM dalam memperhatikan kwalitas organisasi FKS ini ,sehingga ketua-ketua FKS sangat mengapresiasi pelatihan tersebut secara positif. “ peserta sangat antusias sekali meskipun masih banyak temen-temen yang kurang sadar dalam memahami pentingnya suatu organisasi” tambahnya. Selain itu Harisun selaku ketua panitia, mengharapkan peserta pelatihan ini dapat memahami materi-materi yang dia ikuti selama dua hari dan dapat mengimplementasikan dalam FKSnya masing-masing.
Lebih lanjut tanggapan dari peserta pelatihan yang sangat merespon positif tentang diadakannya pelatihan tersebut. Menurut Syafiq selaku delegasi dari FKS sumenep mengatakan “menurut saya sangat senang diadakannya pelatihan ini karena dengan diadakannya pelatihan ini kita dapat memahami tentang menejeman rapat, tidak hanya teori saja, akan tetapi dari segi prakteknya saya juga memahami,kan yang terjadi pada sebelumnya temen-temen hanya rapat dan rapat tetapi tidak tau tentang apa pentingnya rapat dalam suatu organisasi. harapan saya kepada BPPM terutama bagian pengembangan bakat dan minat, bagaimana pelatihan yang di adakan tidak  hanya ini  tetapi pelatihan-pelatihan yang lain seperti adminitrasi dan lain sebagainya itu perlu agar kita menjadi organisator yang profisional yang tau dan paham tentang ke urjenan rapat dalam organisasi.
Lanjut Mohammad Ali selaku ketua FKS-Sapudi, menurutnya sangat luarbiasa dengan di adakannya pelatihan ini, karena baru sekarang ini diadakan pelatihan seperti ini, berarti BPPM sangat mempethatikan dan mengayomi Organisasi-organisasi yang ada dinaungannya, dan ini merupakan pencanangan dari salah satu pusaka yang diwariskan pendiri pondok ini yakni kesadaran berorganisasi yang harus tertanam dalam diri seorang santri.
Harapan saya, bagaimana hal yang lebih dari ini dapat terjadi dan tidak hanya ini saja, karena organisasi sangatlah penting dalam diri kita lebih-lebih dalam masyarakat, karena ini merupakan bekal kita nanti apabila telah kembali pada masyarakat, karena sangat beda antara santri yang ikut organisasi dan yang tidak ikut organisasi, baik dari tutur kata lebih-lebih dalam interaksi social, saya teringat dauh pendiri, “saya tidak mau mencetak kiai dan orang yang berintelktual, tetapi saya mau mencetak santri yang aktif dalam berdakwah, lebih baik mempunyai santri kondiktur Bus tetapi dia aktif berdakwah, dari pada seorang kiai tapi pasif dalam berdakwah”.
Sebagai seorang santri kita harus mengamalkan pusaka yang diwariskan pendiri pondok ini (KH.ZAINI MUN’IM) yaitu Trilogi Santri dan Panca Kesadaran Santri, karena dalam pusaka itu terdapat nilai-nilai yang membawa kita dalam kebaikan dan keselamatan  dunia dan akhirat.

“janganlah melihat masalalu dengan penyesalan, dan jangan pula melihat masa depan dengan ketakutan, tetapi lihatlah realitas sosial ini dengan penuh kesadaran”



 
Bangsaku, Dirundung Pilu
Oleh; Mohammad Ali

“Takkan bahagia suatu bangsa apabila dia tidak biasa memenuhi kebutuhannya sendiri” Muhammad Al-Gazali
Dengan zaman yang semakin maju, begitu mudahnya dalam kehidupan melaksanakan suatu aktivitas kehidupan, baik dari kebutuhan pokok hingga ke kebutuhan tersier. Adakah terbesit dalam diri untuk berfikir tentang nomena yang terkandung dalam zaman modern ini, kita Cuma asyik-asyik menikmati tampa ingin tau dan mengkaji tentang hal positif dan nigatif dalam zaman modern pada saat sekarang ini. kalau kita manukil kata-kata dalam fiqih “ suatu perkara akan di hukumi haram atau wajib apa bila kita mengetahui tentang maslahat dan mudorat dari suatu perkara itu.
Apa bangsa ini akan menjadi bangsa yang sejah tera apabila manusia tidak mau untuk merubah hidupnya menjadi lebih baik dari pada kehidupan sebelumnya, dengan berandaskan hukum agama dan negara, suatu bangsa haruslah patuh terhadap hukum-hukum dalam kehidupan  baik itu hukum negara ataupun hukum tradisi, dan juga bertanggung jawab untuk menjaga kemaslahatan  bersama dan  melestarikan bumi ini, karena manusia mempunyai martabat tinggi di dunia ini yaitu sebagai  kholifa fil arddli. 
bumi pertiwi kaya akan sumber daya alam tetapi kenapa masih banyak kemiskinan dan bahkan yang baru-baru ini begitu bergantungnya bangsa ini sehingga dalam masalah bahan pokok masih impor dari luar negri, seakan-akan bangsa ini miskin dan bahkan seakan-akan lebih elit dari bangsa lain.
begitu suburnya tanah negri ini seandainya bangsa ini pinter dalam mengelolah dan mengefisien kebutuhan pokok niscaya bangsa ini akan sejahtera dan bebas dari kemiskinan dan penganggura, jangan salahkan bangsa ini kalau banyak terjadi kriminal dimana-mana, begitu banya kriminal yang terjadi seperti di korang jawa pos (6/2) seorang remaja mencuri kas masjid dengan uang didalam Rp 26.000 dengan alasan tidak punya uang untuk makan dan ngamen tidak dapat sama sekali. sungguh empati kalau seandainya ini jadi pada diri kita, seandainya pemerintah pinter dalam mencari inisiatif dalam menanggulangi kemiskinan dan pengangguran dengan menyediakan lapangan kerja yang memadai sehingga negara ini akan berkurang kemiskinan dan pengangguran di negara ini.
pemerintah lebih memirkinkan elit masyarakat sehingga hukum di negri ini lemah dan bahkan terjadi distorsi pemahaman yang salah di benarkan dan yang benar di salahkan sehingga hukum yang ada seakan-akan hanya berlaku kepada orang bawah sementara bagi kaum elit seakan-akan bagai rambu lalulintas, diaskriminasi hukum yang seperti ini harus di antisipasi agar kedepan hukum bangsa ini adil tidak memihak pada kaum elit maupun kaum minoritas.

SANTRI YANG MEMANG SANTRI
 oleh; Mohammad Ali
Banya orang yang mendefinisikan santri secara sederhana adalah orang  yang menetap atau belajar di pondok, tetapi seorang tokoh (KH. Zuhri Zaini ) menjelaskan arti santri yang sesungguhnya. Kata Santri secara bahasa adalah santri berasal dari bahasa sansekerta, kata SAN (kesucian) TRI (Tiga) dan secara istilah santri adalah seseorang yang menjaga atau mengamalkan tiga ke sucian, tiga ke sucian tersebut adalah Pertama Tawaduk (merendahkan diri) Kedua Tabarruk (mencari barokah) Ketiga  Taqwa (melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya). Barang siapa yang dapat melaksanakan ketiga hal tersebut layak dikatakan santri dan bahkan bisa dikatakan santri yang memang santri.
Seorang santri pada umumnya harus tahu tentang apa itu santri, tidak hanya menyandang predikat satri tetapi tidak tahu tentang arti sesungguhnya tentang santri santri itu sendiri. Kadang kita bangga dibilang seorang santri tetapi kita tidak bisa melaksanakan  tiga aspek  dari arti santri itu sendiri. Tentang apa itu apa itu tawaduk, tabarruk, dan taqwa yang disebuk dengan tiga kesucian tersebut.
Kalau seorang santri dapat mengamalkan arti santi niscaya dia akan menjadi orang yang sungguh mendapatkan tiga pusaka tentang suatu kehidupan, tujuan hidup seorang muslim adalah mencari ketenangan hati dan menenamkan kebaikan didunia dan memetiknya nanti di akhirat.
Yang pertama Tawaduk seorang santri harus mengamalkan apa arti dari tawadu itu yaitu merendhkan diri, seorang santri harus mempunyai sikap tawaduk tidak harus meninggikan diri (sobong) tetapi bagaimana seorang santri mampu mengamalkan ilmu yang didapatnya walau hanya sedikit akan tetapi manfaat yang diprolehnya dapat berguna bagi oarang lain lebih-lebih pada dirinya sendiri.
Yang kedua Tabarruk, seorang santri harus mengamalkan apa arti dari Tabarruk itu, yaitu bagai mana seorang santri senantiasa mencari barokan dari seorang kiai, guru dan selainnya lebih-lebih dari kedua orang tua, meskipun ilmunya hanya sedikit tetapi dia mampu mengamalhan  dan menerapkankannya dalam kehidupan sehari-hari maka seorang santri akan menyambung dengan seorang guru, Hablumminallah wa hablumminanas.
Yang ketiga, Taqwa, seoarang santri harus mengamalkan apa arti takqwa itu, yaitu melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Bagai mana seorang santri ini dalam bertindak harus sesuai dengan syariat, apa yang di wajibkan bagi seorang muslim itu harus dilaksanakan dan apabila kita meninggalkannya maka kita akan mendapatkan siksa (Neraka), dan kita harus menjauhi apa yang dilarang oleh syariat maka kita harus meninggalkannya agar kita selamat dari siksa dan mendapat kebaikan (surga).
Dengan tiga aspek tersebut apabila kita mampu megamalkankannya arti santri dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka kita layak dikatakan santri dan kita tidak akan minder menyandang predikat santri yang memang santri.

Jumat, 09 Maret 2012

Pulauku Pulau Sapudi ( Pulau Sapi)

sepudi adalah pulau tua yang ada di pulau madura yaitu letaknya di kabupaten sumenep, dalam sejarah lisan menuturkan bahwa nama sapudi diambil dari nama penemuan pulau tersebut, banyak di ceritakan bahwa seluruh pulau yang ada di pulau madura sudah ketahuan semua dapat di jangkau oleh orang pada waktu dulu tetapi pulau sapudi tidak ada yang tau, karena pada waktu itu pulau sapudi tertutup oleh selimut gaib sehingga tidak kelihatan oleh mata (perisai gaib), dan kemudian seorang tokoh yang sekarang menjadi tokoh terkenal di pulau sapudi (leluhur) itu mendapatkan lamat(petunjuk) bahwa di pulau madura ada pulau yang tidak diketahui oleh orang kecuali orang-orang tertentu di sumenep, setelah mendapat petunjuk tersebut sunan Wirokromo (panembahan blingi) dan sunan Wirobroto (panembahan nyamplong) pergi mengembara mencari pulau yang terdapat dalam petunjuk itu, setelah bebera tahun mengembara akhirnya ketahuan juga bahwa pulau itu ada di timur pulau sumenep, yang sekarang dikenal dengan pulau sapi. orang pribumi sapudi lebih umum menyebutnya dengan podey karena menurut cerita lisan konon di pulau itu terdapat pohon yang sangat besar terletak di tengah-tengah pulau itu, tetapi sekarang sudah tidak ada karena menurut para sesepuh pulau itu pohon tersebut hilang begitu saja tampa sebab yang mempengaruhi sehingga menurut cerita kadang-kadang pohon itu nampak apa bila orang itu di kehendaki. pulau sapudi yang terkenal dengan pulau sapi terdiri dari dua ke camatan yakni kecamatan gayam dan kecamatan nonggunong, kecamatan gayam terdiri atas 10 desa atau kepala desa, sementara kecematan nonggunong terdiri atas 8 desa atau kepala desa sehingga secara keseluruhan pulau sapudi terdiri atas dua kecamatan dan 18 desa atau kepala desa. banyak sekali ke unikan yang ter dapat di pulau tua itu, lebih jelasnya datang langsung, kalau dari jawa bilewat pelabuhan Jangkar (Asembagus) dan Kalbut (Situbondo) kalau dari sumenep lewat pelabuhan Tungkek dan pelabuhan Kaleanget.  Alamat; Jl. Wirokromo-blingi (alifila@ymail.com).

Rabu, 29 Februari 2012

Profil Pribadi

Nama panjang              : Muhammad Ali

Nama Panggilan            : Ali atau Memet

TTL                             : Sumenep, 30 Juni 1992

Alamat                         : Sumenep, Sapudi, Jl. Kramat Wirokromo Blingi

Jenis Kelamin               : Laki-Laki

Agama                         : Islam Turunan

Negara                        : Indonesia

 Pendidikan                  : SD Prambanan II
                                     SMP Negri I Gayam
                                     SMA Negri I Gayam
                                     Sekarang Kuliah di IAI Nurul Jadid Sekaligus Santri Aktif

Hobi                             : Baca Buku, Diskusi, dan mencaeri pemgalaman baru

Cita-Cita                      : menjadi orang penting yang dapat membantu masyarakat terutama kedua orang Tua.

Pengalaman Terindah    : saat kumpul sama temen-temen KKPS, sllu ada ja ide dan cnda tawa yang mendidik dari temen-temen apa lagi pas ada seneor tambah memberikan motifasi sehingga kita selalu semangat dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan, apa lagi kegiatan yang lain seprti bakar-bakar, jalan bareng, dan tamassya bareng, poko'nya tidak dapat di sebutin.

Pesan                            : Kita harus selalu bahagia dalam hidup dan selalu bersyukur baik dalam keadaan senang maupun susah, karena dalam Hadis dijelaskan bahwa " kekayaan yang sejati adalah ketenangan jiwa" dan imbangilah hidup ini antara dunia dan Akhirat dengan itu kita akan jadi orang yang sejati, tidak hanya tau tentang kehidupan dunia saja tetapi kita harus tau kehidupan akhirat karena akhirat adalah alam yang kekal alam kedua setelah dunia bagi manusia.

Senin, 27 Februari 2012

Pengantar Filsafat
 Oleh; Mohammad Ali

BAB I
PENDAHULUN
Bangsa Yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha menggunakan akal untuk berpikir. Kegemaran bangsa Yunani merantau secara tidak langsung menjadi sebab meluasnya tradisi berpikir bebas yang dimiliki bangsa Yunani.
Menurut Barthelemy, kebebasan berpikir bangsa Yunani disebabkan di Yunani sebelumnya tidak pernah ada agama yang didasarkan pada kitab suci. Keadaan tersebut jelas berbeda dengan Mesir, Persia, dan India. Sedangkan Livingstone berpendapat bahwa adanya kebebasan berpikir bangsa Yunani dikarenakan kebebasan mereka dari agama dan politik secara bersamaan.
Pada masa Yunani kuno, filsafat secara umum sangat dominan, meski harus diakui bahwa agama masih kelihatan memainkan peran. Hal ini terjadi pada tahap permulaan, yaitu pada masa Thales (640-545 SM), yang menyatakan bahwa esensi segala sesuatu adalah air, belum murni bersifat rasional. Argumen Thales masih dipengaruhi kepercayaan pada mitos Yunani. Demikian juga Phitagoras (572-500 SM) belum murni rasional. Ordonya yang mengharamkan makan biji kacang menunjukkan bahwa ia masih dipengaruhi mitos. Jadi, dapat dikatakan bahwa agama alam bangsa Yunani masih dipengaruhi misteri yang membujuk pengikutnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa mitos bangsa Yunani bukanlah agama yang berkualitas tinggi.
Secara umum dapat dikatakan, para filosof pra-Socrates berusaha membebaskan diri dari belenggu mitos dan agama asalnya. Mereka mampu melebur nilai-nilai agama dan moral tradisional tanpa menggantikannya dengan sesuatu yang substansial.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Aliran Miletos/Madzhab Milesian
Aliran ini disebut Aliran Miletos karena tokoh-tokohnya merupakan warga asli Miletos, di Asia Kecil, yang merupakan sebuah kota niaga yang maju. Berikut beberapa tokoh yang termasuk kedalam Aliran Miletos atau dikenal pula dengan istilah Madzhab Milesian:
1.    Thales
Thales hidup sekitar 624-546 SM. Thales disebut-sebut sebagai bapak filsafat Yunani sebab dialah orang yang mula-mula berfilsafat. Namun sayang,  filsafatnya tidak pernah ditulisnya sendiri, hanya disampaikan dari mulut ke mulut melalui murid-muridnya.
Thales adalah orang yang suka berkelana. Pernah pada suatu saat dia berkelana ke Mesir, dikatakan bahwa ia pernah menghitung tinggi sebuah piramid. Ada yang mengatakan bahwa Thales menggunakan kepintarannya dalam ilmu pasti dan ilmu astronomi sebagai ahli nujum dan akhirnya ia kaya raya. Dia juga dikisahkan pernah meramalkan secara tepat terjadinya gerhana matahari pada 585 SM. Ia adalah seorang ahli ilmu termasuk ahli ilmu Astronomi.
Thales beranggapan bahwa sumber dari segala sesuatu adalah air. Air adalah sebab yang pertama dari segala yang ada dan jadi dan akhir dari segala yang ada. Di awal air, di ujung air. Pandangannya menghubungkan semua yang ada di alam ini dengan air. Air asal dan akhir.
Bumi sendiri menurut Thales merupakan bahan yang sekaligus keluar dari air dan kemudian terapung-apung diatasnya. Pandangan yang demikian itu membawa kepada penyesuaian-penyesuain lain yang lebih mendasar yaitu bahwa sesungguhnya segalanya ini pada hakikatnya adalah satu. Bagi Thales, air adalah sebab utama dari segala yang ada dan menjadi ahir dari segala-galanya.
Ajaran Thales yang lain adalah bahwa tiap benda memiliki jiwa. Itulah sebabnya tiap benda dapat berubah, dapat bergerak atau dapat hilang kodratnya masing-masing.  Ajaran Thales tentang jiwa bukan hanya meliputi benda-benda hidup tetapi meliputi benda-benda mati pula.
2. Anaximander
Anaximander adalah murid Thales yang setia. Ia hidup sekitar 610-546 SM. lebih muda lima belas tahun dari Thales, tapi meninggal dunia dua tahun lebih dulu dari Thales. Meskipun ia murid Thales, namun Anaximandros mempunyai prinsip alam yang berbeda dari gurunya. Ia berpendapat bahwa hakikat dari segala seuatu yang satu itu bukan air, tapi yang satu itu adalah yang tidak terbatas dan tidak terhingga, tak berubah dan meliputi segala-galanya yang disebut “Aperion”. Aperion bukanlah materi seperti yang dikemukakan oleh Thales. Anaximander juga berpendapat bahwa dunia ini hanyalah salah satu bagian dari banyak dunia lainnya.
Jika melihat sifat-sifat yang diberikan oleh Anaximandros tentang apeiron yaitu sebagai sesuatu /zat yang tak terhingga, tak terbatas, tak dapat diserupakan dengan alam, maka barangkali yang ia maksud dengan apeiron adalah Tuhan.
3.    Anaximenes
             Anaximenes hidup sekitar 560-520 SM. Anaximenes adalah salah seorang murid Anaximandros. Ia adalah filosof alam terakhir dari kota Miletos. Dalam pandangan tentang asal muasal, Anaximenes turun kembali ke tingkat yang sama dengan Thales. Kedua-duanya berpendapat, yang asal itu mestilah sesuatu dari yang ada dan kelihatan. Bedanya, kalau Thales mengatakan air adalah asal dan kesudahan dari segala-galanya, Ia berpendapat bahwa hakikat segala sesuatu yang satu itu adalah udara. Jiwa adalah udara; api adalah udara yang encer; jika dipadatkan pertama-tama udara akan menjadi air, dan jika dipadatkan lagi akan menjadi tanah, dan ahirnya menjadi batu. Ia berpendapat bahwa bumi berbentuk seperti meja bundar.
Sebagai kesimpulan ajarannya, Anaximenes mengatakan bahwa sebagaimana jiwa kita, yang tidak lain adalah udara, menyatukan tubuh kita, demikian pula udara mengikat dunia ini menjadi satu. Maka ia menjadi filosof yang pertama kali memperbincangkan jiwa dalam pandangan filsafat. Hanya saja, Anaximenes tidak melanjutkan pikirannya kepada soal penghidupan jiwa. Dan memang ini di luar garis filosofi alam.
B.   Aliran Pythagoras
1.       Pythagoras
 Pythagoras lahir di Samos Pythagoras dilahirkan di Samos sekitar 580-500 SM, tetapi kemudian pindah ke Kroton, Italia Selatan. Di kota ini, Pythagoras mendirikan sebuah tarekat keagamaan yang disebut-sebut orang kaum Pythagoras. Mereka diam dan menyisihkan diri dari masyarakat. Tarekat ini mendidik kebatinan dengan mesucikan ruh.
Menurut kepercayaan Pythagoras, manusia itu asalnya Tuhan. Selain itu, Ia berpendapat bahwa semesta ini tak lain adalah bilangan. Unsur bilangan merupakan prinsip unsur dari segala-galanya. Dengan kata lain, bilangan genap dan ganjil sama dengan terbatasa dan tak terbatas.
 Dapat dikatakan bahwa ajaran tentang bilangan ini adalah batu sendi seluruh pandangan hidup Pythagoras.
Dari sini dapat dilihat kecakapan Pythagoras dalam matematika mempengaruhi pemikiran filsafatnya sehingga pada segala keadaan ia melihat dari angka-angka dan hubungan antara angka-angka tersebut.
2.       Xenophanes
Xenophanes merupakan pengikut Aliran Pythagoras yang lahir di Kolophon, Asia Kecil, sekitar tahun 545 SM. Dalam filsafatnya ia menegaskan bahwa Tuhan bersifat kekal, tidak mempunyai permulaan dan Tuhan itu Esa bagi seluruhnya. Ke-Esaan Tuhan bagi semua merupakan sesuatu hal yang logis. Hal itu karena kenyataan menunjukkan apabila semua orang memberikan konsep ketuhanan sesuai dengan masing-masing orang, maka hasilnya akan bertentangan dan kabur. Bahkan “kuda menggambarkan Tuhan menurut konsep kuda, sapi demikian juga” kata Xenophanes. Jelas kiranya ide tentang Tuhan menurut Xenophanes adalah Esa dan bersifat universal.
3.        Heraklitus (Herakleitos)
Heraklitos hidup antara tahun 560-470 SM di Italia Selatan sekawan dengan Pythagoras dan Xenophanes. Ia mengatakan bahwa asal segala sesuatu adalah api dan api adalah lambing dari perubahan. Api yang selalu bergerak dan berubah menunjukkan bahwa tidak ada yang tetap dan tidak ada yang tenang Selain itu, Heraklitos juga mengatakan segala sesuatu mengalami perubahan terus-menerus dan selalu bergerk, tidak ada yang menetap. Karena itu, kita “tidak dapat melangkah dua kali ke dalam sungai yang sama.” Kalau saya melangkah ke dalam sungai untuk kedua kalinya, maka saya atau sungainya sudah berubah. Ia juga mengatakan bahwa dunia ini dicirikan dengan adanya kebalikan.
Heraklitos sering menggunakan kata Yunani logos yang berarti akal sebagai kata pengganti untuk kata Tuhan atau Dewa
C. Aliran Elea
1. Parmenides
 Lahir sekitar tahun 540-475 di Italia Selatan. Parmenides hidup sezaman dengan Heraklitos akan tetapi ia berasal dari Elea dan berpandangan yang sangat kontras dengan Heraklitos. Parmenides menegaskan bahwa tidak ada sesuatu yang dapat berubah. Baginya, kenyataan bukanlah gerak dan perubahan melainkan keseluruhan yang bersatu.  justru hakekat sesuatu adalah perubahan. Arti besar Parmenides ialah, bahwa ia menemukan secara mendalam idea tau gagasan tentang “ada.” “Yang ada itu ada.” Oleh karena “yang tidak ada” tidak dapat dipikirkan, dan hanya “yang ada” yang dapat dipikirkan, maka berada dan berpikir adalah sama.
            Dalam pandangan Pamenides ada dua jenis pengetahuan yang disuguhkan yaitu pengetahuan inderawi dan pengetahuan rasional. Apabila dua jenis pengetahuan ini bertentangan satu sama lain maka ia memilih rasio. Dari pemikirannya itu membuka cabang ilmu baru dalam dunia filsafat yaitu penemuannya tentang metafisika sebagai cabang filsafat yang membahasa tentang yang ada.
2. Zeno
Lahir di Elea sekitar 490 SM. Zeno adalah murid Parmenides yang mencoba membuktikan bahwa gerak adalah suatu khayalan dan tiada kejamakan dan ruang kosong. Ada bermacam alasan yang ia kemukakan untuk membuktikan bahwa gerak adalah suatu khayalan, di antaranya adalah:
 Anda tidak akan pernah mencapai garis finish dalam suatu balapan kalau tidak menempuh separuh jarak, lalu setengah dari separuh jarak, kemudian setengah dari sisa, setengah dari sisa, setengah dari sisa, kemudian anda hanya akan menghabiskan sisa yang tidak pernah habis. Anak panah yang meluncur dari busurnya, apakah bergerak atau diam? Kata Zeno, diam.
Diam adalah bila suatu benda pada suatu saat berada pada suatu tempat. Anak panah itu setiap saat berada di suatu tempat, jadi anak panah itu diam, padahal kita jelas-jelas menyaksikan bahwa anak panah itu bergerak dengan cepat, akan tetapi Ajarannya yang penting dari filosof Zeno adalah pemikirannya tentang dialektika. Dialektika adalah satu cabang filsafat yang mempelajari argumentasi.
3. Melissos
Lahir di Samos tanpa diketahui secara tepat tanggal kelahirannya. Ia berpendapat bahwa “yang ada” itu tidak berhingga, maka menurut waktu maupun ruang. 
D. Aliran Pluralis
1. Empedokles
            Lahir di Akragas Sisislia awal abad ke-5 SM. ia menulis buah pikirannya dalam bentuk puisi. Ia mengajarkan bahwa realitas tersusun dari empat anasir yaitu api, udara, tanah, dan air.
2. Anaxagoras
Lahir di Ionia di Italia Selatan. Ia berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukan satu tetapi banyak. Yang banyak itu tidak dijadikan, tidak berubah, dan tidak berada dalam satu ruang yang kosong. Anaxagoras menyebut yang banyak itu dengan spermata (benih). 
E. Aliran Atomis
    Pelopor atomisme ada dua yaitu Leukippos dan Demokritos. Ajaran aliran filsafat ini ikut berusaha memecahkan masalah yang pernah diajukan oleh aliran Elea. Aliran ini mengajukan konsep mereka dengan menyatakan bahwa realitas seluruhnya bukan satu melainkan terdiri dari banyak unsur. Dalam hal ini berbeda dengan aliran pluralisme maka aliran atomisme berpendapat bahwa yang banyak itu adalah “atom” (a = tidak, tomos = terbagi).
1.    Leukippos (± 540 SM)
Sejarah hidupnya hampir tak dikenal namun dia adalah ahli pikir yang pertama kali mengajarkan tentang atom. Menurut pendapatnya tiap benda terdiri dari atom. Yang dipakai sebagai dasar teorinya tentang atom ialah: yang penuh dan kosong. Atom dinamainya sebagai yang penuh sabagai benda betapapun kecilnya dan bertubuh. Setiap yang bertubuh mengisi lapangan yang kosong.
Ia juga menyatakan tentang tidak mungkinnya ada penciptaan dan pemusnahan mutlak, akan tetapi ia tidak menolak kenyataan banyak, bergerak, lahir ke dunia dan menghilang yang tampak pada segala sesuatu.
2.    Demokritos (460-360 SM)
            Demokritos berasal dari kota kecil Abdera di pantai utara Aegea. Demokritos adalah murid Leukippos dan sama berpendapat bahwa alam ini terdiri dari atom-atom yang bergerak-gerak tanpa akhir, dan jumlahnya sangat banyak. Bagi Demokritos, adalah sangat penting untuk menekankan bahwa bagian-bagian pokok yang membentuk segala sesuatu tidak mungkin dibagi secara tak terhingga menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi.
Teori atom Demokritos menandai berakhirnya filsafat alam Yunani. Dia setuju dengan Heraklitos bahwa segala sesuatu di alam ini mengalir, sebab bentuk-bentuk itu datang dan pergi.
F. Aliran Sofis
Sofisme berasal dari kata sofis yang berarti cerdik, pandai dan kemudian berkembang artinya menjadi bersilat lidah. Sebab cara menyampaikan filsafatnya kaum sofis berkeliling ke kota-kota dan ke pasar-pasar. Para pemudanya juga dilatih berdebat dan berpidato.
Pokok-pokok ajaran kaum sofis adalah:
1) Manusia menjadi ukuran segala-galanya
2) Kebenaran umum (mutlak) tidak ada
3) Kebenaran hanya berlaku sementara
4) Kebenaran tidak terdapat pada diri sendiri
Tokoh-tokoh Sofisme antara lain adalah Phytagoras, Hippias, dan Gorgias.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat Yunani dalam sejarah filsafat merupakan tonggak pangkal munculnya filsafat. Di wilayah Yunani, sekitar abad VI SM, muncul pemikir-pemikir yang disebut filosof alam. Dinamakan demikian karena objek yang dijadikan pokok persoalan oleh mereka adalah mengenai alam (cosmos). Dengan kata lain, mereka hanya menaruh perhatian pada alam dan proses-prosesnya.
Pada saat itu, pemikiran tersebut dianggap merupakan pemikiran yang maju, rasional, dan radikal karena kebanyakan orang hanya menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang ditangkap dengan indranya atau dari cerita nenek moyang mereka atau legenda-legenda, tanpa mempersoalkannya lebih jauh.
Para filosof alam ini juga disebut filosof pra-Socrates, sebab mereka hidup sebelum zaman Socrates. Mengapa sejarah filsafat membagi dunia filsafat secara umum menjadi filsafat pra-Socrates dan Socrates? Antara lain adalah karena Socrates dianggap mewakili suatu era baru, secara geografis maupun temporal, dan banyak memberikansumbangsih pemikiran bagi Filosof seterusnya.

Saran-Saran
Setiap karya adalah bukti sejarah dari adanya kehidupan sebelumnya, banyak Pemikir-pemikir yang kita lupakan bahkan tidak tau apa dan bagaimana pergulatan pemikiran pada zaman dulu yaitu PraSocrates ini, banyak pemikiran yang tidak sesuai dengan pemikiran kita, tetapi bagaimana kita harus mereduksi pemikiran-pemikiran dari para filosof sebagai pengembang hazanah intelektual kita.


DAFTAR PUSTAKA
v  Noor, Hadian. Pengantar Sejarah Filsafat. Malang: Citra Mentari Group. 1997.
v  Osborne, Richard. Filsafat Untuk Pemula.  Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2001.
v  Russell, Bertrand. Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004.
v  Turnbull, Neil. Bengkel Ilmu Filsafat. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2005.