SANTRI YANG MEMANG SANTRI
oleh; Mohammad Ali
Banya orang yang mendefinisikan santri secara sederhana adalah orang yang menetap atau belajar di pondok, tetapi seorang tokoh (KH. Zuhri Zaini ) menjelaskan arti santri yang sesungguhnya. Kata Santri secara bahasa adalah santri berasal dari bahasa sansekerta, kata SAN (kesucian) TRI (Tiga) dan secara istilah santri adalah seseorang yang menjaga atau mengamalkan tiga ke sucian, tiga ke sucian tersebut adalah Pertama Tawaduk (merendahkan diri) Kedua Tabarruk (mencari barokah) Ketiga Taqwa (melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya). Barang siapa yang dapat melaksanakan ketiga hal tersebut layak dikatakan santri dan bahkan bisa dikatakan santri yang memang santri.
Seorang santri pada umumnya harus tahu tentang apa itu santri, tidak hanya menyandang predikat satri tetapi tidak tahu tentang arti sesungguhnya tentang santri santri itu sendiri. Kadang kita bangga dibilang seorang santri tetapi kita tidak bisa melaksanakan tiga aspek dari arti santri itu sendiri. Tentang apa itu apa itu tawaduk, tabarruk, dan taqwa yang disebuk dengan tiga kesucian tersebut.
Kalau seorang santri dapat mengamalkan arti santi niscaya dia akan menjadi orang yang sungguh mendapatkan tiga pusaka tentang suatu kehidupan, tujuan hidup seorang muslim adalah mencari ketenangan hati dan menenamkan kebaikan didunia dan memetiknya nanti di akhirat.
Yang pertama Tawaduk seorang santri harus mengamalkan apa arti dari tawadu itu yaitu merendhkan diri, seorang santri harus mempunyai sikap tawaduk tidak harus meninggikan diri (sobong) tetapi bagaimana seorang santri mampu mengamalkan ilmu yang didapatnya walau hanya sedikit akan tetapi manfaat yang diprolehnya dapat berguna bagi oarang lain lebih-lebih pada dirinya sendiri.
Yang kedua Tabarruk, seorang santri harus mengamalkan apa arti dari Tabarruk itu, yaitu bagai mana seorang santri senantiasa mencari barokan dari seorang kiai, guru dan selainnya lebih-lebih dari kedua orang tua, meskipun ilmunya hanya sedikit tetapi dia mampu mengamalhan dan menerapkankannya dalam kehidupan sehari-hari maka seorang santri akan menyambung dengan seorang guru, Hablumminallah wa hablumminanas.
Yang ketiga, Taqwa, seoarang santri harus mengamalkan apa arti takqwa itu, yaitu melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Bagai mana seorang santri ini dalam bertindak harus sesuai dengan syariat, apa yang di wajibkan bagi seorang muslim itu harus dilaksanakan dan apabila kita meninggalkannya maka kita akan mendapatkan siksa (Neraka), dan kita harus menjauhi apa yang dilarang oleh syariat maka kita harus meninggalkannya agar kita selamat dari siksa dan mendapat kebaikan (surga).
Dengan tiga aspek tersebut apabila kita mampu megamalkankannya arti santri dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka kita layak dikatakan santri dan kita tidak akan minder menyandang predikat santri yang memang santri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar